Saturday, June 4, 2016

Menjelajahi Candi Keraton Ratu Boko

Apabila anda berwisata ke Yogyakarta, alangkah lebih lengkap bila anda juga mengunjungi sebuah destinasi wisata sejarah yaitu Candi Keraton Ratu Boko. Situs sejarah purbakala yang berupa sejumlah sisa bangunan yang berada kira - kira 2 kilometer dari komplek Taman Wisata Candi Prambanan ini berada pada sebuah bukit berketinggian lebih kurang 200 meter di atas permukaan laut ini mempunyai area yang cukup luas sekitar 25 hektar. Lokasi tepatnya Candi Ratu Boko terletak di desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. 


Menjelajahi Candi Keraton Ratu Boko
Gerbang Candi Ratu Boko

Makna Ratu Boko secara harfiah berarti " Raja Bangau". Dalam sebuah legenda Ratu Boko adalah ayah dari Loro Jonggrang seorang wanita cantik yang juga menjadi nama candi utama pada kompleks Candi Prambanan. Berbeda dengan peninggalan purbakala lainnya biasanya berbentuk bangunan keagamaan, namun situs Ratu Boko berbentuk bagai sebuah Keraton atau sebuah pemukiman lengkap dengan gerbang masuk, pendopo, tempat tinggal, kolam pemandian hingga pagar keliling. Keistimewaan lain dari situs ini adalah adanya seperti tempat kremasi yang berada disamping kiri gapura. Namun untuk memastikan bahwa itu adalah sebuah tempat kremasi perlu adanya penelitian lebih lanjut.

Menjelajahi Candi Keraton Ratu Boko
Tempat Pemujaan

Keberadaan Keraton ratu Boko diperkirakan dibangun pada abad VIII dimana misionaris Hindu India masih memiliki pengaruh kuat sebagai panutan spiritual pada masanya. 
Menjelajahi Keraton Ratu Boko maka kita akan disambut gerbang masuk keraton yang terdiri dari 2 gerbang yaitu gerbang luar dan gerbang dalam. Gerbang luar terdiri atas tiga gapura paduraksa yang berjajar dari arah utara - selatan berhimpitan menghadap ke timur. Gapura terbesar yang merupakan gapura utama terletak diantara 2 gapura pengapit. Sekitar 15 meter dari gerbang luar berdiri gerbang dalam yang terdiri dari 5 gapura paduraksa. yang berbaris sejajar dengan gerbang luar.

Menjelajahi Candi Keraton Ratu Boko
Candi Pembakaran
Setelah memasuki gerbang Keraton maka kita akan menemui Candi Pembakaran yang berbentuk tanah berundak setinggi 3 meter. Letaknya sekitar 37 meter dari gerbang utama. Bangunan Candi Pembakaran memiliki luas lebih kurang 26 meter persegi. Pada sudut sisi tenggara candi pembakaran bisa kita temui sebuah sumur tua yang konon merupakan sumber air suci.

Menjelajahi Candi Keraton Ratu Boko
Taman di Candi Ratu Boko

Bangunan lain yang bisa kita temui di Candi Keraton Ratu Boko adalah Paseban. Makna Paseban dalam bahasa Jawa berarti tempat untuk menghadap raja. Bangunan ini berada sekitar 45 meter ke arah selatan dari gapura utama. Paseban berupa sebuah bangunan teras. Setelah Paseban, kita akan menemukan  bangunan Pendopo. Di Pendopo ini kita bisa menemukan semacam saluran pembuangan air yang biasa disebut jaladwara. 

Menjelajahi Candi Keraton Ratu Boko
Kolam Pemandian di Candi Ratu Boko

Di teras pertama bangunan pendopo terdapat semacam panggung. Dalam bahasa Jawa Pendopo bermakna ruang tamu atau hamparan lantai beratap yang umumnya terletak di bagian depan rumah. Pada teras kedua pendopo ada bangunan pringgitan. Pringgitan maknanya ruang dalam atau tempat duduk bersantai. Di luar dinding pendopo bisa kita temui 3 candi kecil yang diduga sebagai tempat pemujaan. Dari ketiga candi kecil itu ada yang paling besar berada ditengah untuk memuja Dewa Wisnu. sedangkan pengapitnya adalah untuk memuja Dewa Siwa dan Dewa Brahma. 

Menjelajahi Candi Keraton Ratu Boko
Bangunan Keputren Ratu Boko

Bangunan lain yang bisa kita temui adalah Keputren yang bermakna tempat tinggal para putri keraton. Lingkungan keputren ini memiliki luas lebih kurang 250 meter persegi yang dibatasi pagar setinggi 2 meter, namun sebagian besar pagar tersebut sudah runtuh. Pintu masuk keputren berupa gapura paduraksadengan hiasan Kalamakara.

Menjelajahi Candi Keraton Ratu Boko
View dari Candi Keraton Ratu Boko

Setelah menjelajahi area Keraton Ratu Boko, maka kita akan disuguhi pemandangan yang eksotis dari ketinggian Keraton Ratu Boko. Mata kita akan dimanjakan dengan hamparan sawah yang menghijau dan di kejauhan akan terlihat Candi Prambanan. Lebih jauh dari itu Gunung Merapi yang menjulang pun bisa juga kita nikmati. Wisatawan juga bisa menikmati sunset maupun sunrise di Keraton Ratu Boko ini. 

Menjelajahi Candi Keraton Ratu Boko
Sunset di Candi Ratu Boko

Karena eksotismenya, Candi Keraton Ratu Boko juga sering menjadi lokasi untuk syuting film dan lokasi pemotretan untuk berbagai event iklan maupun pernikahan. 

Sunday, May 29, 2016

Candi Cetho, Candi Tertinggi di Jawa Tengah

Apabila kita sedang travelling ke wilayah Provinsi Jawa Tengah, maka sempatkanlah sejenak untuk singgah di wilayah Kabupaten Karanganyar. Di wilayah tersebut anda akan memperoleh pengalaman wisata yang luar biasa dan menakjubkan yang bisa ditemukan di seputaran Gunung Lawu. Salah satunya adalah Candi Cetho candi tertinggi di Jawa Tengah


Candi Cetho, Candi Tertinggi di Jawa Tengah


Candi Cetho adalah sebuah peninggalan sejarah Hindu yang berada di lereng sisi sebelah barat Gunung Lawu berlokasi di Dusun Cetha, Kelurahan Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Untuk menuju ke Candi Cetho Jawa Tengah.

Mengapa disebut Candi Cetho ? Penamaan Candi Cetho candi tertinggi di Jawa Tengah ini adalah sebutan yang diberikan oleh masyarakat sekitar yang juga adalah nama dusun tempat situs candi ini berada. secara etimologis kata Cetho (Cetha) dalam Bahasa Jawa mempunyai arti “jelas”. Karena apabila kita berada di puncak tertinggi Candi Cetho, kita dapat melihat dengan sangat jelas pemandangan gunung - gunung lain di jawa Tengah, seperti gunung; Merapi, Merbabu dan di kejauhan nampak puncak Gunung Sindoro serta  Gunung Sumbing. Tentu saja kita juga disuguhkan pemandangan bentangan dataran rendah yang sangat luas hingga wilayah Kota Solo.

Candi Cetho, Candi Tertinggi di Jawa Tengah

Begitu kita masuk ke gerbang depan Candi Cetho, kita akan disambut gapura Candi Cetha  yang gagah dimana mengingatkan kita akan bentuk - bentuk gapura atau candi bentar di Bali. Mengapa bisa berbentuk seperti gapura di Bali ? Hal itu disebabkan gapura tersebut hasil restorasi yang dilakukan oleh tokoh pada masa itu yang bernama Sujana Humardani. Beliau menyadari bahwa Candi Cetho sebagai peninggalan sejarah yang bernuansa Hindu, maka tidak mengherankan bila bangunan yang direstorasi menyesuaikan dengan "candi bentar" pura yang terdapat di wilayah yang dianggapnya sebagai “perpustakaan hidup” Hindu yaitu di Bali.

Candi Cetho, Candi Tertinggi di Jawa Tengah


Pada saat itu tentu saja pemugaran tersebut banyak mendapatkan kritik dari para pakar arkeologi. Seharusnya pemugaran situs purbakala tidak dapat dilakukan tanpa studi yang mendalam. Beberapa objek baru hasil pemugaran yang dianggap tidak arkeologis yang bisa ditemukan di area Candi Cetho antara lain gapura megah pada bagian depan kompleks dengan motif candi bentar atau gapura masuk pura versi Bali, kemudian bangunan-bangunan dari kayu tempat pertapaan, patung-patung yang dinisbatkan sebagai Sabda palon, Nayagenggong, Brawijaya V,  dan bangunan kubus pada bagian puncak punden. Puncaknya adalah ketika Bupati Karanganyar periode 2003-2008 - Rina Iriani menempatkan arca Dewi Saraswati di area Candi Cetho. Posisi arca Dewi Saraswati di sebelah timur dan lebih tinggi daripada aras terakhir candi. 

Candi Cetho, Candi Tertinggi di Jawa Tengah


Patung Dewi Saraswati tersebut adalah pemberian dari Bupati Gianyar, A.A Gde Agung Barata untuk Bupati Karanganyar Rina Iriani, sebagai bentuk kerjasama dan ikatan persaudaraan antara masyarakat Hindu di Bali dan Jawa. Di kawasan taman Dewi Saraswati ini setiap hari Sabtu Umanis wuku Watugunung (setiap 210 hari) diselenggarakan peringatan Hari Saraswati digelar kesenian tradisional Jawa dan Bali. 

Secara keseluruhan, kondisi candi Cetha sekarang ini tinggal sembilan tingkatan punden berundak. Sebelum gapura besar berbentuk “candi bentar”, terlihat dua pasang arca penjaga. Sementara itu pada dinding gapura yang sebelah kanan terdapat inskripsi dengan aksara Jawa Kuno berbunyi “Pelling padamel irikang buku tirtasunya hawakira ya hilang saka kalanya wiku goh anaut iku”. Artinya bahwa fungsi candi ini diperuntukkan sebagai tempat untuk menyucikan diri dan penyebutan tahun pembuatannya pada tahun 1397 Saka atau dalam Masehi 1475 Masehi. 

Candi Cetho, Candi Tertinggi di Jawa Tengah


Setelah masuk melalui Candi Bentar, pada aras pertama berupa halaman candi. Aras kedua masih berupa halaman dan pada aras ketiga terdapat sebuah ornamen terhampar di tanah sebuah Arca bedawangnala yang berbentuk seperti kura-kura sebagai simbol inti alam semesta yang bersambung dengan Lingga (alat kelamin laki-laki). 

Untuk menjaga kesucian candi, perempuan cuntaka (menstruasi) dilarang melintas di atas Arca ini, bila hal itu dilanggar konon yang bersangkutanakan mendapat kesialan. Selain arca yang berbentuk lingga, di candi ini juga terdapat 12 arca lainnya. Pada bagian sisi kiri (utara) dari aras ini terdapat petilasan Ki Ageng Krincing Wesi yang dipercaya sebagai leluhur masyarakat sekitar. 

Pada aras keempat dapat ditemui relief pendek yang merupakan cuplikan kisah Sudhamala yaitu kisah tentang usaha manusia untuk melepaskan diri dari malapetaka. Selanjutnya pada aras kelima dan keenam di kiri kanan jalan terdapat bangunan-bangunan pendapa. Sampai saat ini pendapa-pendapa ini masih digunakan sebagai tempat upacara-upacara besar keagamaan bagi umat Hindu disekitarnya. 

Selanjutnya pada aras ketujuh dapat ditemui dua buah arca di samping kanan kiri yang merupakan arca Sabdapalon dan Nayagenggong, dua orang abdi kinasih yang juga merupakan penasehat spiritual Sang Prabu Brawijaya V. Pada aras kedelapan terdapat arca Phallus di samping kiri dan arca Sang Prabu Brawijaya yang digambarkan sebagai “Mahadewa”. Arca phallus melambangkan ucapan syukur atas kesuburan yang melimpah atas bumi dan sebuah pengharapan kepada Tuhan yang Maha Esa agar kesuburan yang dilimpahkan itu tak kan terputus selamanya.


Candi Cetho, Candi Tertinggi di Jawa Tengah


Simbol arca Prabu Brawijaya menunjukkan keteladanan terhadap masyarakat tentang kepemimpinan beliau sebagai raja yang bèrbudi bawa leksana hambeg adil parama arta yang diyakini pula sebagai utusan Tuhan di muka bumi. 

Pada aras ke sembilan merupakan aras tertinggi terdapat bangunan yang berbentuk kubus berukuran 1,50 m2 sebagai tempat pemanjatan doa. Jika diperhatikan di setiap aras terdapat gapura sebagai pintu masuk, pada aras pertama sangat lebar banyak orang bisa masuk secara bersama-sama, semakin keatas semakin menyempit dan pada gapura untuk masuk pada aras yang kesembilan atau yang tertinggi sangat sempit, hanya cukup untuk orang satu saja. Hal ini mengisyaratkan bahwa masuk pada aras ini sudah berupa pribadi-pribadi, tidak lagi ada kolektivitas sama sekali, benar-benar komunikasi personal antara manusia dengan Sang Pencipta.

Candi Cetho, Candi Tertinggi di Jawa Tengah


Pada sebelah atas bangunan Candi Cetho terdapat “beji” (patirtan) sebuah bangunan yang digunakan tempat pengambilan tirta sebagai sarana untuk melaksanakan upacara ritual.

Ketika kita memasuki dari tingkat pertama hingga tertinggi, aura magis benar - benar sangat terasa. Apalagi ditambah dengan kesunyian lereng gunung Lawu yang sungguh membuat perasaan tentram merasuk ke pikiran kita. Apalagi bagi anda yang suka melakukan perjalanan spiritual, Candi Cetho candi paling tinggi di Jawa tengah ini sangat cocok sekali untuk melakukan meditasi. Konon apabila kita melakukan meditasi di puncak tertinggi Candi Cetho dan berhasil sampai pada tingkat keheningan tertinggi maka segala keinginan baik kita akan bisa terwujud.